Ahad, 21 Julai 2013

GELORA NADA JIWA

Erti sebuah rasa setelah gelora menjamah jiwa,..
Beginilah iramanya meronta.

Wahai jiwa yang terasing, dan hati si pemilik jiwa nan lara..
Tidak kah kau mendengar getaran nadi kehidupan,. 
Di tubuhmu yang kesepian menanti takdir?
Adakah kalian merasa terbuang,. 
Dipersinggahan bumi Allah yang luas dan indah ini?
Kenapa mesti ada kabut di matamu.

Duhai kelopak mata yang indah..
Simpanlah sejenak kesedihanmu,
Dan biarkan rangkaian kata ini menyentuh hatimu,.
Duhai hati,..Bukalah sedikit matamu,
Tidak kah kau lihat suasana alam yang tersenyum mesra kepadamu?

Kenapa harus ada kebimbangan,
Relakanlah malam menggantikan siang, 
karena diantara tebalnya selimut malam itu pasti ada rembulan.
Tidak kah kau perhatikan Allah telah menaburkan bintang bintang?
Tidakkah kau lihat air yang berlumba menuruni lembah sepi?
Atau dedaunan yang kedinginan dengan tetas tetas embunnya..

Duhai hati,.Itu semata mata untuk memanjakan matamu,
Janganlah relakan titisan jernih mengalir dan terus mengalir,.
Semata mata menyimbah resah dijiwamu yang lara,.

Simpan saja kebimbangan mu.
Dunia ini telah Allah cukupkan untuk mu,.
Untuk kamu dan seluruh mahluk bernafas ,.
Dalam kehidupan yang sungguh sempurna.

Duhai hati yang terhimpit keresahan..
Janganlah kau mengira sudut kota tempat kalian terduduk,. 
Itu bukannya takdir yang menelantarkanmu.

Berdirilah..
Lihatlah dunia yang indah didepanmu

Bangkitlah..
Tinggalkan sudut kota kesedihan itu,.
Berjalanlah dengan sepenuh keyakinan,.
Kukuhkanlah keimanan dihatimu,.

Tabahlah duhai hati,. kerana sesungguhnya tubuhmu itu perkasa,.
Hanya dirimu yang saat ini lemah tak bermaya.

Hentikanlah kepintaranmu menyalahkan takdir dunia,.
Kerana dunia ini terlalu indah untuk dipersalahkan,

Ketahuilah oleh mu,..
Bahwa dedaun tidak pernah menyalahkan angin waktu dirinya terkulai gugur ke bumi..
Rerumput juga tidak kedengaran menyalahkan telapak-telapak kaki,
yang sering menghinjak-hinjak dirinya.
Lautan juga tidak pernah kesepian menanti air yang mengalir dari daratan,.
Namun ia tetap ada dan seadanya,.
Air tidak pernah mengeluh mencapai lautan,.
walaupun dikala pasang dan surutnya,.

Duhai hati,..
Tanyakanlah kepada dedaunan yang sabar diterpa angin
Tanyakanlah kepada ombak yang berlarian berlumba menuju pantai.
Tanyakanlah duhai hati,... 
Pernahkah dia menyalahkan keadaan dan takdirnya?

Tidakkah kau tersenyum untuk berterimakasih,.
Atas nyawamu yang berharga telahpun Tuhan titipkan untuk hari yang indah ini ?

Lihatlah tubuhmu dengan kesempurnaanya..
Betapa banyak temanmu yang saat ini telah terbang dengan rencananya tersendiri?

Duhai hati,.Ingatlah sekali lagi dan lagi,.
Tentang sayap yang mungkin kamu lupakan.
Kepakkan sayap sayapmu !
Sayapmu tidak patah !
Sayapmu hanya lemah ,..
Ubatnya ada dalam diri mu sendiri,. 
Yang sedang tertidur dan terlena dibuai kegelapan jiwa,.

Bangunlah dan perhatikanlah,.
Sayapmu masih sempurna,.
Kepakkanlah kedua duanya,.
Terbanglah..
Lihatlah dunia masih terlalu indah dengan rencananya,.
Hilangkanlah keraguan yang menyelimuti mu,.
Jangan biarkan lebih lama lagi dirimu berkabung,.
Terlena dalam dunia sepi mu,.

Adalah satu kerugian melarikan diri,. 
Dari seribu rahmat dan nikmat sebuah kehidupan,. 
yang amat sempurna untuk mu.

Nada jiwa,,

M.H.A

Tiada ulasan:

Catat Ulasan